Senin, 05 April 2010

BAB VI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

BAB IV
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

A.Pengertian politik, strategi dan polstranas

1.Pengertian politik
Kata politik secara etimulogis berasal dari bahasa yunani politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan teia, berarti urusan. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakanya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.

a.Negara.
merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.

b.Kekuasana.
adalah kemampuan seorang atau kelompom untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok yang sesuai dengan keinginannya.

c.Pengambilan keputusan.
adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat.

d.Kebijakan umum.
merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.

e.Distribusi.
adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

2.Pengertian Strategia
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasannya digunakan dalam peperangan.dengan demikian strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer, tetapi telah meluas kesegala bidang kehidupan.

3.Politik dan strategi nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional, dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha, serta kebijaksanaan Negara tentang pembinaan serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

BAB III kewarganegaraan

BAB III
KETAHANAN NASIOANAL

A.Latar belakang
Sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945, bangsa dan Negara Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang nayris membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Meskipun dihadapkan pada berbagai macam tanatangan, Negara kesatuan republic Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
Dengan demikian kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang didasarkan oleh landasan idiil pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara kesatuan repubik Indonesia.

B.pokok-pokok pikiran
Dalam perjuangan mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang dating dari manapun.

C.Pengertian ketahanan nasional Indonesia
Rumusan ketahanan nasional Indonesia yang baku sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa. dalam pengertian tersebut, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan permikiran geostrategic berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan akonstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamakan konsepsi ketahanan nasional Indonesia.

D.pengertian konsepsi ketahanan nasional Indonesia
Tannas Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelanggaraan kesejahtraan dan keamanan yang seeimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara.

E.Hakikat tannas dan konsepsi tannas Indonesia

1.hakikat tannas Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemempuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan nasional

2.hakikat konsepsi tannas Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahtraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

BAB II kewarganegaraan

BAB II

Wawasan Nusantara

A.Wawasan nasional suatu bangsa

Wawasan nusantara meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang dating dari tuhan, pencipta alam semesta.pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsep berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksud untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.kehidupan suatu bangsa dan Negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaan.

Dalam mengwujudkan aspirasi dan perjuangan suatu bangsa perlu memperhatikan tiga factor utama:

1.bumi atau ruang dimanan manusia itu hidup.

2.jiwa, tekad dan semangat manusianya dan rakyatnya.

3.lingkungan sekitar.

Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkunganya dalam eksistensinya yang serba terhubung dan dalam pembangunannya dilingkungan nasional, regional, serta global.

B.Teori-teori kekuasaan

Wawasan nasional suatau bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.

1.Paham-paham kekuasaaan

Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggung jawabkan.

a.paham Machiavelli (abad XVII)

gerakan pembaruan yang dipicu oleh masuknya ajaran islam dieropa barat sekitar abad VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa eropa barat sehingga menghasilakn peradaban barata modern seperti sekarang.

b. paham kaisar napoleon Bonaparte (abad XVIII)

kaisar napoleon merupakan tokoh revolusioner dibidang cara pandang, selain penganut yang baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang dimasa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional.

Senin, 15 Maret 2010

Implementasi sistem informasi

Implementasi Sistem Informasi – SDLC (System Development Life Cycle)

PENGEMBANGAN SISTEM JASA KONSULTASI BOTANI ONLINE
(Dengan Menggunakan Pendekatan System Development
Life Cycle (SDLC))

Apa itu SDLC?

SDLC didefnisikan oleh Departemen Kehakiman AS sebagai sebuah proses pengembangan software yang digunakan oleh systems analyst, untuk mengembangkan sebuah sistem informasi. SDLC mencakup kebutuhan (requirement), validasi, pelatihan, kepemilikan (user ownership) sebuah sistem informasi yang diperoleh melalui investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan software.Software yang dikembangkan berdasarkan SDLC akan meng hasilkan sistem dengan kualitas yang tinggi, memenuhi harapan penggunanya, tepat dalam waktu dan biaya, bekerja dengan efektif dan efsien dalam infrastruktur teknologi informasi yang ada atau yang direncanakan, serta murah dalam perawatan dan pengembangan lebih lanjut. SDLC merupakan pen dekatan sistematis untuk memecah kan masalah yang terdiri dari beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan dapat terdiri dari beberapa langkah berikut: 1. Konsep software ñ mengidentifkasi dan mendefinisikan kebutuhan akan sebuah sistem baru. 2. Analisis kebutuhan ñ menganalisis kebutuhan informasi dari pengguna .akhir sebuah system 3. Desain arsitektural ñ membuat blueprint desain berdasarkan spesifikasi utama, seperti hardware, software, pengguna, dan sumber data. 4. Coding dan debugging ñ membuat dan memprogram sistem. 5. Pengujian sistem ñ mengevaluasi fungsionalitas sistem aktual, dalam hubungannya dengan fungsionalitas yang diharapkan. Langkah-langkah dalam SDLC Tidak ada langkah baku dalam SDLC, tapi ketujuh langkah di bawah merupakan life cycle yang paling sering digunakan oleh para software developer profesional. 1. Studi kelayakan.Dilakukan oleh software developer dengan mempelajari konsep sistem yang diinginkan oleh pihak manajemen, apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang. Biasanya, dalam tahap ini diputuskan untuk meng-update sistem yang ada, atau menggantinya dengan yang baru. 2. Analisis. Pengguna dan software deve loper bekerja sama mengumpulkan, mempelajari, dan merumuskan kebutuhan-kebutuhan bisnis. 3. Desain. Pada langkah ini dilakukan pembuatan blueprint sistem. Di dalamnya termasuk penyesuaian dengan arsitektur telekomunikasi, hardware, dan software untuk pengembangan lebih lanjut, serta membuat model sistem ñ menciptakan model graphical user interface (GUI), database, dan lain-lain. 4. Pengembangan. Di sini, barulah para programmer melakukan coding untuk menerapkan desain ke dalam sistem yang sesungguhnya, membuat program,dan menyiapkan database. 5. Pengujian. Setelah sistem berhasil dikembangkan, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna. Dalam tahap ini, juga dilakukan debugging dan penyesuaian-penyesuaian akhir. 6. Implementasi. Pada tahap ini, software yang telah diuji siap diimplementasikan ke dalam sistem pengguna. Pembuatan user guide dan pelatihan juga dilakukan dalam tahap ini. 7. Perawatan. Perawatan dimaksudkan agar sistem yang telah diimplemantasikan dapat me ngikuti perkembangan dan perubahan apapun, yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya. Help desk untuk membantu pengguna, serta perubahan yang dianggap penting dapat dilakukan terhadap sistem dalam tahap ini.Jika memperhatikan langkah-langkah di atas, coding dan debugging yang selama ini menjadi pekerjaan utama software developer, hanyalah dua dari tujuh tahapan dalam SDLC. Di luar kedua langkah tersebut, SDLC lebih banyak berkutat pada urusan manajemen (non-teknis), yang mungkin kurang mendapat perhatian dari pada software deve loper.

ABSTRAK
Salah satu misi dari Kebun Raya Bogor adalah menyediakan
informasi yang relevan dan bermanfaat untuk seluruh lapisan
masyarakat seperti turis, peneliti, ilmuwan, mahasiswa, dosen,
praktisi, pebisnis, dan masyarakat umum. Artikel ini menjelaskan
pengembangan sistem jasa konsultasi online pada Kebun
Raya Bogor. Sistem didesain untuk memenuhi kebutuhan
fungsional dan mengeksplorasi sumber daya informasi yang
dimiliki lembaga termasuk untuk pengembangan pengetahuan
dalam bentuk artikel, buku, jurnal, majalah, dan makalah
ilmiah. Selain jasa perpustakaan, sistem juga menyediakan
konsultasi online langsung dengan para ahlinya. Prototipesistem telah diimplementasikan dan sebagian sudah dapatdiaplikasikan. Sistem direkomendasikan untuk diimplementasikansecara penuh dengan dukungan infrastruktur yang memadai, disertai perangkat kebijakan dan aturan yang jelas

.PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang makin cepat berdampak nyata pada perubahan
sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam
pencarian informasi. Kecepatan dan ketepatan mendapatkan informasi merupakan tuntutan kebutuhan dankepuasan pengguna. Hal ini terlihat dari intensitas pengguna informasi dalam melakukan penelusuran lewat komputer, baik melalui jalur online maupun offline,sehingga pemanfaatan informasi dari sumber-sumber manual seperti katalog tercetak, bibliografi, indeks, dan buku cenderung menurun (Maksum dan Darmawiredja 2007).Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi
harus berjalan seiring dengan pesatnya kemajuanTIK serta kebutuhan informasi pengguna. Kecepatan
perkembangan pengetahuan harus mendapat reaksi yang cepat dan tepat dari perpustakaan sebagai organisasi pembelajaran, sehingga kedudukan perpustakaan menjadi sangat strategis. Kemajuan teknologi informasi(TI) menjanjikan kemudahan dalam manajemen pengetahuan
atau informasi, terutama bagi lembaga pengelola informasi. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider dan knowledge repository) harus dapat mengimbangi bahkan mengantisipasinya. Bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih terfokus pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak,pada era TI perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara elektronis yang sarat dengan pengetahuan tidak terstruktur (Rufaidah 2007).Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan TI yang makin pesat serta tuntutan sistem layanan informasi modern yang makin kuat, Perpustakaan Kebun Raya Bogor (KRB) sebagai unit pelaksana
pengelola informasi KRB perlu menjawab tantangan tersebut untuk mendukung visi dan misi lembaga induknya. Seminar (2004) mengemukakan bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk mendukung visi, misi, dan program pembangunan. Visi KRB yaitu menjadi kebun raya terbaik kelas dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan, dan pariwisata. Misi KRB yaitu melestarikan, mendayagunakan, dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, rekreasi, serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan, dan lingkungan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutanuntuk kesejahteraan masyarakat.
Kebun Raya Bogor merupakan institusi konservasi ex situ tertua di Indonesia, berdiri sejak 18 Mei 1817.
KRB memiliki nilai sejarah tinggi sebagai tonggak dalam perkembangan institusi dan penelitian pertanian di Indonesia, dan merupakan pilar utama bagi usahapenyelamatan jenis-jenis tumbuhan dari kepunahan. Selain memberikan kesejukan dengan lahannya seluas87 ha, KRB juga memiliki aset berharga, antara lain: (1) koleksi aneka tumbuhan yang mencapai 3.413 spesies,1.261 genera, dan 223 famili; (2) pangkalan data koleksi tumbuhan sebanyak 14.225 spesimen; (3) pangkalandata karya tulis peneliti kebun raya berikut abstraknya tahun 1973-2005 sebanyak 1.211 artikel, (4) pangkalan
data koleksi buku yang meliputi 1.159 judul; (5) pangkalan data koleksi artikel sebanyak 3.047 artikel; (6)koleksi buku tua (antikuariat) dalam bidang botani dan perkebunrayaan yang berumur lebih dari 100 tahun sebanyak 22 judul; (7) dokumentasi foto dan CD lebih dari 100 judul; (8) sumber daya manusia berjumlah 354 orang, meliputi 43 orang peneliti (staf ahli), 311 orang tenaga fungsional lainnya serta tenaga administrasi; dan (9) laboratorium kultur jaringan yang cukup representatif
dan gedung exhibition anggrek yang bertaraf internasional.Potensi besar yang dimiliki KRB belum tersebarsecara luas karena sarana TI yang dimiliki belum dimanfaatkan
secara optimal. Walaupun saat ini KRB telah
memiliki situs sendiri, kandungan informasi (content)
dan fitur yang ditampilkan dalam situs sangat terbatas,hanya informasi umum mengenai KRB, belum menampilkan kekayaan atau sumber daya yang dimiliki. Selain itu,
walaupun telah ada fasilitas “kontak” bagi pengguna
atau masyarakat yang ingin mengetahui sumber dayaKRB dengan bertanya langsung, pengelolaannya belum terkoordinasi dengan baik dan dilakukan secara khusus Perpustakaan KRB sebagai lembaga yang bertugasmenyimpan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi,
serta sebagai mitra peneliti berkepentingan untuk dapat
memberdayakan sumber pengetahuan yang dimiliki (knowledge resources) dengan menggali potensi yang
dimiliki, baik berupa materi tertulis (pengetahuan eksplisit)
maupun keahlian dan pengalaman para ilmuan(pengetahuan implisit). Untuk mempercepat dan memperlancar kegiatan tersebut diperlukan suatu sistem
informasi berbasis TIK. Dalam hal ini, perpustakaan
perlu membangun suatu sistem jasa konsultasi dengan
memanfaatkan internet yang memungkinkan pengguna
memperoleh informasi secara cepat dan akurat, serta fasilitas web yang memungkinkan informasi yang
dimiliki dapat diakses banyak orang dan dalam cakupan
geografi yang luas. Dengan demikian, pertukaran
pengetahuan dapat berjalan dengan cepat dan kinerja
institusi pun akan meningkat.

Teknologi Informasi sebagai Media Komunikasi dan Jasa
Dalam beberapa dekade terakhir, TI telah mengalami
perkembangan yang pesat sehingga memungkinkan
pengguna memperoleh segala bentuk informasi dengan
cepat dan akurat. Perkembangan TI mampu menyambungkan hampir semua komputer yang ada di dunia sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi.Perkembangan TI juga menyebabkan perubahan peran sistem TI itu sendiri dalam membantu operasi organisasi sehingga lebih efisien dan berperan dalam memenangkan kompetisi. Implementasi internet, electronic commerce,electronic data interchange, virtual office, telemedicine,intranet dan sebagainya telah menerobosbatas-batas fisik antarnegara. Dalam dunia perpustakaan,informasi, dan dokumentasi (pusdokinfo), TI didefinisikan
sebagai teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah informasi. Secara khusus, komputer dan programdigunakan untuk mengkonversi, menyimpan, mengamankan,memproses, mengirimkan, dan menerima data,informasi, dan pengetahuan dari mana pun dan kapan pun.Penggabungan antara teknologi komputer dantelekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi dalamsistem informasi. Pengiriman data atau informasi yangpada zaman dahulu memakan waktu berhari-hari, kini
dapat dilakukan dalam hitungan detik (Indrajit 2002).

Perpustakaan Digital
Fenomena perpustakaan digital yang merebak di penghujung
tahun 1990 di Amerika Serikat dan Eropa Barat
merupakan pemicu semangat dan kegiatan penerapan TI
di bidang pusdokinfo pada berbagai belahan dunia.
Kemajuan pesat dalam TIK menimbulkan peluang sekaligus tantangan bagi berbagai pihak untuk menciptakaninstitusi penghimpun, pengelola, dan penyedia
informasi yang makin luas cakupannya dan makin beragam jenis jasanya. Saat ini perpustakaan digital
sebagai konsep dan aplikasi telah menjadi bagian yangtidak terpisahkan dari internet dan web (Pendit 2008).Konsep dan aplikasi perpustakaan digital mengandung
upaya perubahan, baik yang mendasar maupunyang sederhana. Perubahan digital bukan hanya merujuk
ke perubahan teknologi atau perubahan teknis,melainkan juga perubahan cara berpikir, pergeseran
paradigma, perubahan tingkah laku, dan penataan kembali
tata nilai. Perpustakaan digital memiliki ciri sebagai
berikut: (1) bukan merupakan entitas tunggal, (2) membutuhkan
teknologi yang dapat menghubungkan berbagai
sumber daya, (3) memungkinkan pengguna melihat
perpustakaan digital dan jasa informasi yang diberikan
sebagai satu kesatuan yang transparan, (4) bertujuan
menyediakan akses universal, dan (5) tidak dibatasipada wakil dokumen (document surrogates), tetapi juga berbagai bentuk digital yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk tercetak.
Perpustakaan digital mendukung kolaborasi dan
komunikasi formal dan informal, seperti halnya kolaborasi
peneliti dan staf perpustakaan KRB dalam memberikanjasa konsultasi botani online kepada masyarakat
luas. Bahkan Marchionini dan Maurer (1995) menyatakan bahwa perpustakaan digital memungkinkan
masyarakat ilmiah untuk berbagi sumber daya, waktu,energi, dan pengalaman bagi keuntungan bersama. Dimasa depan, perpustakaan digital akan menjadi sarana
berbagi sumber daya yang merupakan faktor penting
untuk mendukung pengajaran yang meliputi kemampuan
untuk berbagi data dan kumpulan data. Perpustakaan digital harus menawarkan kesempatan yang lebih besarbagi pengguna untuk menyimpan informasi. Sebagai
perpustakaan khusus bidang ilmu botani dan perkebunrayaan,
perpustakaan KRB perlu mendukung kegiatan
lembaga induknya dengan memanfaatkan TI untuk menyebar luaskan informasi.

Tipe-Tipe Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengetahuan implisit dan pengetahuan eksplisit Pengetahuan implisit merupakan pengetahuan yang
berada dalam pikiran manusia, yang biasa diserap orang

lain melalui kolaborasi dan sharing (Nasseri 1996).
Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang terdokumentasi
dalam berbagai bentuk, seperti laporan
penelitian, buku, artikel, makalah, paten, dan software,
atau dengan kata lain merupakan pengetahuan yang

sudah dapat dikemukakan dalam bentuk data, formula,
spesifikasi produk, manual, prinsip-prinsip umum, dan
sebagainya. Kedua tipe pengetahuan tersebut tidak dapat
dipisahkan dari pengetahuan individu dan pengetahuan
organisasi, bahkan saling berinteraksi satu sama lain.Kinerja bisnis lebih merupakan hasil dari perpaduan

antara pengetahuan implisit dan eksplisit individu dan
organisasi yang menjalankan suatu perusahaan.
Penerapan manajemen pengetahuan ke dalam

sistem perpustakaan dilakukan sebagai upaya meningkatkan
fungsi dan peran sistem perpustakaan menuju
virtual research center guna meningkatkan nilai tambah
informasi. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis
untuk memfasilitasi proses penciptaan pengetahuanserta cara memperoleh, mengelola, dan menyebarkannya

dalam lingkungan technology base (Dewiyana
2004). Manajemen pengetahuan dari pakar, dalam
hal ini pengetahuan implisit dari para peneliti KRB,
sangat berperan dalam pengembangan sistem jasa
konsultasi online.Kekayaan pengetahuan yang dimiliki KRB perlu
diinformasikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Untuk menyebarkan informasi tentang kekayaan pengetahuan
tersebut, perpustakaan KRB berupaya membangun
suatu sistem jasa konsultasi botani onlinedengan memanfaatkan internet sebagai sarana pendukung,
dan fasilitas web yang memungkinkan informasi

dapat diakses banyak orang dan dalam cakupan geografi
yang luas. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun
sistem jasa konsultasi botani online dengan menggunakan
media komunikasi berbasis web.

METODE

Jasa konsultasi botani online yang akan diberikan kepada
pengguna berupa informasi yang telah dikemas dalam
bentuk yang sesuai dengan permintaan pengguna.

Kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari menyeleksi
informasi dari berbagai sumber, mendata informasi yang
relevan, dan menyajikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna dengan dilengkapi jawaban dari
para peneliti pakar KRB dalam bentuk informasi elektronis

Perpustakaan selain bertugas sebagai fasilitatoruntuk menghubungkan para ahli di lingkungan KRB dan
pengguna yang membutuhkannya, juga bertugas mengumpulkan
informasi yang relevan dari berbagai sumber,
mengirimkan jawaban dalam bentuk informasi elektronis
ke alamat e-mail pengguna atau melalui pos ke alamat

tinggal mereka. Diharapkan dengan terbentuknya sistem
ini, penyebarluasan informasi lebih efisien, mudah dan
cepat, sehingga dapat meningkatkan layanan perpustakaan
dan kinerja lembaga KRB.Beberapa tahapan pembangunan botani online
adalah persiapan dengan mengumpulkan materi untuk
pembuatan proposal, dilanjutkan dengan pengumpulan

data melalui studi literatur dan wawancara dengan para
peneliti. Setelah proposal disetujui, dilanjutkan dengan
diagnosis masalah dan penentuan tujuan, melakukan
perbandingan perkembangan web jasa konsultasi, dan pengumpulan data. Proses selanjutnya adalah pengembangan jasa konsultasi dengan membuat prototipe dan mengujinya, dilanjutkan dengan penyusunan laporan dan dokumentasi.Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan
sistem informasi botani online adalah System Development Life Cycle (SDLC)yang sudah dimodifikasi. Fasefase pada SDLC terdiri atas fase investigasi, analisissistem, desain sistem, dan implementasi sistem dengan tahapan disajikan pada Gambar 1.

a. Investigasi sistem, bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang permasalahan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan sistem jasa konsultasi botani online, yang hasilnya dituangkan dalam suatu kerangka kelayakan sistem (feasibility study). Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap seluruh proses perencanaan dalam pengembangan sistem, meliputi aspek organisasi (fungsi dan komponen struktur hierarki organisasi), aspek operasional, yang berkaitan dengan prosedur, kewenangan, dan pengawasan kegiatan, aspek teknis, berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia, serta aspek ekonomis dalam kaitannya dengan kelayakan biaya dan untung-rugi sistem informasi yang dikembangkan.
b. Analisis sistem, bertujuan untuk memperoleh data tentang kebutuhan dan keinginan pengguna serta batasan kriteria sistem yang akan dibuat. Kemampuan sistem yang akan dibangun untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan diketahui dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan fungsional sistem.
c. Desain sistem, merupakan perancangan sistem secara logis maupun fisik yang hasilnya disusun dalam suatu spesifikasi sistem berdasarkan kebutuhan informasi pada tahap analisis sistem informasi. Aspek penting dalam tahap ini meliputi sumber masukan, desain proses, keluaran, kontrol manajemen data, manajemen dialog dan dasar pengetahuan. Hal yang juga perlu menjadi pertimbangan adalah ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak, serta infrastruktur jaringan komunikasi.
d. Implementasi sistem. Pada tahapan ini dilakukan pengembangan prototipe sampai tahap interaksi sistem dengan pengguna informasi. Untuk memudahkan pengguna memanfaatkan sistem yang telah dirancang dengan SDLC akan disediakan antarmuka (interface) berbasis web sehingga pengguna dapat memanfaatkannya secara online.

KESIMPULAN DAN SARAN

Prototipe sistem jasa konsultasi Botani Online telah dibangun untuk mengeksplorasi sumber daya informasi yang dimiliki KRB, baik yang berbentuk pengetahuan eksplisit maupun implisit. Sistem dibangun dengan fiturfitur sebagai berikut: (1) menu home, sebagai navigasi pengguna untuk pindah ke halaman utama; (2) menu profil perpustakaan, memuat informasi mengenai sejarah perpustakaan KRB, visi dan misi perpustakaan KRB, layanan perpustakaan, tata tertib perpustakaan, (3) menu kontak, berisi informasi alamat perpustakaan KRB; dan (4) menu peneliti, berisi informasi bidang penelitian, kegiatan
yang sedang dilakukan, serta publikasi ilmiah dan populer yang dihasilkan. Submenu berisi login member, link ke situs yang lain, polling, kalender, dan fasilitas cari. Layanan konsultasi tersedia dalam tiga paket, yaitu informasi ekologi dan konservasi, hortikultura, dan
taksonomi. Dalam layanan konsultasi ini pengguna akan mendapatkan jawaban berbentuk informasi elektronis dari para peneliti dan atau pustakawan dalam bentuk artikel lengkap, katalog buku online yang relevan beserta daftar isinya. Jawaban lengkap akan dikirim kepada alamat e-mail pengguna. Penggunaan fasilitas web dan internet memungkinkan informasi dapat diakses banyak orang dan dalam cakupan geografi yang luas. Prototipe sistem jasa konsultasi Botani Online perlu disempurnakan dengan memanfaatkan dokumen multimedia seperti video, animasi/film, suara, selain gambar dan teks. Juga media video conference yang memungkinkan pertemuan pengguna dan peneliti secara virtual dan real time, sehingga layanan perpustakaan lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami. Untuk implementasi prototipe secara penuh, dibutuhkan dukungan infrastruktur serta kebijakan dan aturan yang jelas.

(sumber: http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp172084.pdf)

Rabu, 03 Maret 2010

tugas kewarganegaraan

BAB I

A. latar belakang pendidikan kewarganegaraan dan kompetensi yang diharapkan

1.latar belakang pendidikan kewarganegaraan
perjalanan panjang sejarah bangsa indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, lalu dilanjutkan dengan era pengisian kemerdekaan. semua itu tumbuh menjadi kekuatan yang mempu mendorong proses terwujudnya negara kesatuan republik indonesia dalam wadah nusantara.
semangat perjuangan bangsa indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan dan kemauan yang luar biasa.
semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan yang disebabkan oleh era globalisasi yang ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional. kondisi ini akan menimbulkan berbagai konflik kepentingan, baik antara negara maju dan negara berkembang serta lembaga internasional.
semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, namun dalam menghadapi globalisasi kita memerluakn perjuangan nonfisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing.


2. kompetensi yang diharapkan dari pendidikan kewarganegaraan

A.hakikat pendidikan
para generasi penerus diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, berbangsa dan negara dan hubungan internasional. karena itu pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk membela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila.

B.kemampuan warga negara
kualitas warga negara akan ditentukan oleh keyakinan dan sikap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara disamping derajat penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajarinya. nerkaitan dengan pemupukan nilai, sikap dan kepribadian yang tersebut diatas, pembekalan terhadap peserta didik di indonesia dilakukan melalui pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, termasuk pendidikan pendahuluan bela negara, ilmu sosoial dasar, ilmu budaya dasar dan ilmu alamiah dasar. sabagai aplikasi nilai dalam kehidupan yang disebut kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK)
dalam komponen kurikulum perguruan tinggi.

C. menumbuhkan wawasan warga negara
kualitas warga negara tergantung pada keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di samping pada tingkat serta mutu pada penguasaanya atas ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. hak dan kewajiban warga negara terutama kesadaran bela negara, akan mewujud dalam sikap dan perilakunya. bila ia dapat merasakan bahwa konsep demokrasi dan hak asasi manusia sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari-hari.

D. dasar pemikiran pendidikan kewarganegaraan
pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia diarahkan untuk "meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia dan masyarakat indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan ytang maha esa, berkualitas mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

E. kompetensi yang diharapkan
pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. sikap ini disertai dengan perilaku yang:
1.beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang meha esa dan menghayati nilai-nilai filsafah bangsa.
2.berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warganegara.
4.bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5.aktif memanfaaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

Minggu, 21 Februari 2010

Tugas Sistem Informasi

Tugas SI 1

1. Jelaskan tentang kebutuhan akan Sistem Informasi?

Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.


2. Jelaskan tentang prinsip pengembangan Sistem Informasi?
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
- Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan system.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system.

3. Jelaskan tentang tahapan pengembangan Sistem Informasi?
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase,
yaitu :

a. Perencanaan sistem
Dalam fase perencanaan sistem :
• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
• faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan.
• faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.
Faktor kelayakan (feasibility factors)
Faktor strategis (strategic factors)
• Kelayakan teknis • Produktivitas
• Kelayakan ekonomis • Diferensiasi
• Kelayakan legal • Manajemen
• Kelayakan operasional
• Kelayakan rencana
Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut :
�� Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
�� Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
�� Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.
�� Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
�� Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan. Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktor strategis, seperti:
�� Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
�� Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan
produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah.
�� Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi
untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporanlaporan tentang efisiensi produktivitas setiap hari.

b. Analisis sistem
Dalam fase ini :
• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk
suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Arti Perancangan Sistem:
- Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem.
- Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional.
- Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
- Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
- Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
- Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan

Tujuan Perancangan Sistem:
- Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem.
- Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat.
Sasaran Perancangan Sistem:
- Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan.
- Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.
- Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh computer.
- Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masingmasing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simponan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern Dalam fase ini :
• dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
• pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
• Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan filefile dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.

d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.


e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan. Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi. Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya. Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen, sedangkan profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini. Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.

Alat-alat Perancangan:
Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
�� Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel keputusan.
�� Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul.
�� Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program termasuk dokumentasi interface antar modul.
�� Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai detail.
�� Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.


f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem Pada fase ini :
• sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
• Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
• laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
. rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan
. penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
− pengembangan perangkat lunak
− Persiapan lokasi peletakkan sistem
− Instalasi peralatan yang digunakan
− Pengujian Sistem
− Pelatihan untuk para pemakai sistem
− Persiapan dokumentasi